Jumat, 16 Mei 2014

Komoditas pertanian berpengaruh terhadap status gizi dan kesehatan penduduk terutama melalui produksi pangan yang dikonsumsinya. Pangan yang dimaksud meliputi pangan nabati (berasal dari tanaman) dan pangan hewani (berasal darihewan). Dengan kata lain komoditas pertanian merupakan sumber pangan bagi manusia yang akan memberikan zat gizi yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.

Berkaitan dengan fungsinya bagi tubuh,pangan dapat berperan sebagai sumber zat kalori/energi (karbohidrat,lemak,dan protein), sumber zat pembangun (protein), dan sumber zat pengatur (vitamin dan mineral). Oleh karena itu pangan dikatakan mempunyai fungsi sebagai triguna makanan.

Pada beberapa komoditas pertanian terdapat juga komponen kimia alami yang apabila termakan oleh manusia dapat mengganggu proses metabolisme dalam tubuh kita. Komponen tersebut dinamakan zat anti gizi, misalnya antitripsin pada kedelai dapat mengganggu penyerapan protein pada tubuh kita, HCN (asam sianida) pada beberapa jenis singkong dapat menimbulkan keracunan bila langsung dimakan.
Konsep Dasar Ilmu GIZI pada Tubuh Manusia

Kekurangan dan kelebihan pangan yang dikonsumsi dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan tubuh manusia. Kurangnya pangan yang dikonsumsi menyebabkan tubuh tidak akan mendapatkan zat gizi sesuai dengan kebutuhannya. Dalam jangka panjang kondisi ini akan mengakibatkan penyakit kurang gizi berupa kekurangan energi-protein (KEP), kekurangan Vitamin A (KVA), kekurangan zat besi (anemi gizi) dan penyakit kekurangan iodium (GAKI).

Meningkatnya status ekonomi terutama di masyarakat perkotaan mengakibatkan meningkatnya konsumsi makanan yang berlemak yang melebihi kebutuhan tubuhnya. Kondisi ini menimbulkan permasalahan gizi lebih pada sebagian masyarakat perkotaan. Tanda orang yang mengalami kelebihan gizi adalah kegemukan (obesitas). Penyakit yang ditimbulkan akibat kegemukan ini diantaranya adalah jantung koroner, kencing manis, tekanan darah tinggi (hipertensi), kanker.

Permasalahan gizi yang timbul di masyarakat penyebabnya sangat komplek. Oleh karena itu pemecahan permasalahan kurang gizi dan gizi lebih, perlu

melibatkan antar departemen diantaranya Pertanian, Kesehatan, Bulog, Perhubungan dan sebagainya. Perlu pemahaman faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan gizi, selain itu penting pula dipahami secara jelas potensi-potensi zat gizi yang terdapat dalam tiap komoditas pertanian serta perannya bagi kesehatan tubuh.

Kata gizi sebetulnya merupakan kata relatif baru. Kata itu kira-kira baru pertama kali digunakan sekitar tahun 1957. Kata gizi berasal dari bahasa Arab gizawi yang artinya nutrisi. Kata tersebut oleh ahli bahasa, agama dan

ahli gizi disempurnakan menjadi kata gizi. Dalam perkembangan selanjutnya dikenal istilah ilmu gizi.

Ilmu Gizi (Nutrition Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Kata ”gizi” berasal dari bahasa arab ghidza, yang berarti “makanan”. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan di sisi yang lainnya dengan tubuh manusia.

Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses -proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi, sekarang kata gizi mempunyai pengertian yang lebih luas, yaitu bisa dihubungkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas kerja.

Ruang lingkup ilmu gizi cukup luas dimulai dari :

Ø Cara produksi pangan,

Ø Perubahan-perubahan yang terjadi pada tahap pasca panen dari mulai penyediaan pangan,

Ø Distribusi dan pengolahan pangan, konsumsi makanan,

Ø Cara-cara pemanfaatan makanan oleh tubuh dalam keadaan sehat/sakit.

Konsumsi makanan sangat dipengaruhi oleh kebiasaan makan, perilaku makan, dan keadaan ekonomi. Selain itu ilmu gizi juga berkaitan dengan ilmu-ilmu yang lainnya seperti mikrobiologi, kimia pangan, biokimia, agronomi, peternakan, antropologi, sosiologi, psikologi, ekonomi dll.

Perkembangan ilmu gizi sekitar 400 SM menurut Hipocrates mengibaratkan bahwa makanan sebagai energi yang dibutuhkan manusia. Anak-anak membutuhkan energi yang lebih banyak daripada orang dewasa (makanan)

Kemudian Magendie mampu membedakan zat gizi karbohidrat, lemak dan protein. Pada tahun (1803-1873) Liebig menemukan bahwa karbohidrat, lemak, dan protein dioksidasi oleh tubuh dan menghasilkan panas/kalori Dan selanjutnya tahun 1899 ditemukan juga oleh Attwater dan Bryant menerbitkan Daftar Komposisi Bahan Makanan pertama.

Kemudian dari perkembangan di atas ditemukan juga berbagai macam zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, salah satunya mineral. Menurut Ringer bahwa cairan tubuh memerlukan konsentrasi mineral tertentu. Ia mengemukakan bahwa larutan yang mengandung natrium klorida, kalium, dan kalsium klorida diperlukan untuk mempertahankan integritas fungsional jaringan. Kemudian ditemukan juga zat gizi lainnya, yaitu vitamin.

Pada kondisi sekarang ilmu gizi juga mengalami perkembangan yang pesat misalnya ditemukannya pengaruh keturunan terhadap kebutuhan gizi, pengaruh gizi terhadap perkembangan otak dan perilaku, terhadap kemampuan bekerja dan produktivitas serta daya tahan terhadap penyakit infeksi. Di samping itu ditemukan pula pengaruh stress, faktor lingkungan seperti polusi dan obat-obatan terhadap status gizi, serta pengakuan terhadap faktor-faktor gizi yang berperan dalam pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, hati, dan kanker.

Bila dikelompokan ada 3 fungsi zat gizi dalam tubuh :

1.Memberi energi

Zat gizi yang tergolong ini adalah karbohidrat, lemak dan protein. Ketiga zat gizi itu terdapat dalam jumlah paling banyak dalam bahan pangan. Dalam fungsi sebagai zat pemberi energi, ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembakar.

2.Pertumbuhan dan pemelihara jaringan tubuh

Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan mengganti sel-sel yang rusak. Dalam fungsi ini ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembangun.

3. Mengatur metabolisme tubuh

Protein, mineral, air dan vitamin diperlukan untuk mengatur metabolisme tubuh. Protein mengatur keseimbangan air dalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi

sebagai penangkal organisme yang bersifat infektif dan bahan asing yang masuk ke dalam tubuh. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses -proses oksidasi, fungsi normal syaraf dan otot serta banyak proses lainnya termasuk proses menua. Air diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan dalam tubuh, seperti di dalam darah, cairan pencernaan, jaringan, dan mengatur suhu tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-sisa dll. Dalam hal ini protein, mineral, air, dan vitamin dinamakan zat pengatur.

0 komentar:

Posting Komentar